Analisis Kalimat dan Teks





        Dari data yang diperoleh, dapat dijelaskan tentang perilaku keagamaan siswa Buddhis di SMA Negeri 1 Donorojo, peran guru dalam membentuk perilaku siswa, serta kebijakan kepala sekolah dalam menyediakan sarana prasarana belajar dan keagamaan bagi siswa beragama Buddha. Perilaku siswa Buddhis di SMA Negeri 1 Donorojo dapat dilihat dari perilaku sehari-hari dan kegiatan keagamaan yang pernah diikuti. Bentuk perilaku keagamaan siswa Buddhis di SMA Negeri 1 Donorojo berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu (a) menaati tata tertib sekolah, (b) kebaktian bersama, (c) melaksanakan dana, sila, dan samadhi, (d) sopan santun, (e) toleransi, (f) berdoa, (g) selalu mengerjakan tugas.

Dalam membentuk perilaku keagamaan siswa di sekolah, guru mengajarkan mengenai sila. Cakupannya luas, seperti siswa tidak boleh mencuri, berbohong, maupun menyakiti makhluk-makhluk alam. Selain itu guru mengajarkan siswa untuk mengikuti kegiatan pujabakti, berdana dan mendengarkan Dhamma. Guru beranggapan bahwa perbuatan baik dapat dilakukan dengan hal-hal kecil seperti membantu orang saat kesusahan, memberi senyuman, dan berbakti kepada orang tua. Siswa akan meniru perbuatan seperti yang disampaikan oleh gurunya.

Kebijakan kepala sekolah mengenai sarana dan prasarana belum diadakan. Termasuk tempat ibadah untuk siswa beragama Buddha yang belum disediakan. Kepala sekolah hanya memfasilitasi tempat ibadah siswa beragama islam yaitu masjid. Akibatnya, siswa beragama Buddha kesusahan saat mengikuti acara keagamaan bersama. Siswa ditempatkan di ruang kelas dan berdesak-desakan karena ruang tidak mencukupi. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan saat acara berlangsung. Ketika pembelajaran dilaksanakan, siswa belajar di ruang perpustakaan dengan meja dan kursi berhadapan. Pembelajaran tersebut kurang etis  karena siswa yang belajar dapat terganggu oleh siswa lain yang meminjam buku di perpustakaan.

Kepala sekolah menekan siswa untuk datang lebih awal ke sekolah, karena beliau memiliki program yang mewajibkan siswa untuk membaca buku 15 menit sebelum masuk.  Dengan begitu, siswa yang tidak sempat belajar di rumah bisa belajar di sekolah. Jika siswa tidak mengikuti program, maka akan dikenakan sanksi langsung oleh kepala sekolah. Hal ini membuat siswa menjadi lebih maju dan memiliki pola pikir terbuka, sehingga menjadi siswa yang positif.


Posting Komentar

0 Komentar