Sekilas Sutta (Anguttara Nikaya): 8 Penyebab gempa bumi

8 Penyebab Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan salah satu peristiwa alam yang ditakuti. Kondisi bumi yang berguncang dapat menyebabkan kerusakan dimana-mana, seperti runtuhnya bangunan, jalan yang retak, pohon-pohon yang roboh, bahkan menimbulkan korban jiwa. Sehingga, gempa bumi disebut sebagai bencana alam. Namun, tidak semua gempa bumi bersifat merusak, tergantung penyebabnya dan kekuatan gempa.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terdiri dari 5 jenis, yaitu: gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi buatan. 
Berikut adalah kutipan dari situs wikipedia tentang jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya:

1. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi. Getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

2. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan mengakibatkan timbulnya ledakan yang menimbulkan terjadi gempa bumi. Gempa bumi hanya terasa di sekitar daerah tersebut.

3. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi. Jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

4. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur atau pada daerah pertambangan. Gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

5. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Gempa bumi tersebut berpotensi merusak atau menimbulkan korban jiwa. Namun, ada gempa bumi yang menimbulkan guncangan yang lebih kuat, lebih mengerikan daripada gempa-gempa tersebut. Hal ini dijelaskan dalam suatu sutta yaitu Anguttara Nikaya, khususnya bagian ke delapan (Atthaka Nipata). Dalam sutta tersebut pembicaraan mengenai penyebab gempa bumi yang kuat ini diawali dengan sang Bhagava yang memberikan suatu isyarat kepada Y.M. Ananda bahwa sang Bhagava dapat hidup lebih lama jika diinginkan. Namun, Y.M. Ananda tidak menyadari isyarat tersebut, sehingga tidak memohon kepada sang Bhagava untuk hidup lebih lama untuk mengajarkan Dhamma. Dikisahkan pada saat itu, pikiran Y.M. Ananda sedang dikuasai oleh Mara, sehingga tidak dapat menangkap isyarat yang disampaikan sang Bhagava. Kemudian Y.M. Ananda dipersilakan pergi meninggalkan tempat kediaman sang Bhagava saat itu yaitu di Altar Capala, Vesali. Setelah Y.M. Ananda pergi, Mara menghasut sang Bhagava untuk Parinibbana saat itu juga. Namun, sang Bhagava tidak memutuskan untuk Parinibbana saat itu, melainkan 3 bulan setelahnya. Setelah memutuskan hal tersebut, sang Buddha melepaskan kekuatan vitalnya dengan penuh perhatian dan memahaminya dengan jernih. Ketika itu gempa bumi yang menakutkan dan mengerikan terjadi, halilintar mengguncang angkasa. Y.M. Ananda berpikir bahwa gempa bumi tersebut sangat mengerikan dan menakutkan, terasa sangat kuat, sehingga ia mendatangi sang Bhagava dan menanyakan penyebab gempa tersebut. Sang Bhagava menjelaskannya sebagai berikut:
(1) “Ānanda, bumi ini berdiri di atas air; air bersandar pada angin;
angin bertiup di angkasa. Akan tiba waktunya, Ānanda, ketika angin
kencang bertiup dan mengguncang air. Air itu, karena terguncang,
juga mengguncang bumi ini. Ini adalah penyebab dan kondisi
pertama bagi gempa bumi yang kuat.

(2) “Kemudian, ada petapa atau brahmana yang memiliki
kekuatan batin dan mencapai penguasaan pikiran, atau dewata
yang sangat kuat dan perkasa. Ia telah mengembangkan persepsi
tanah yang terbatas dan persepsi air yang tidak terbatas. Ia
membuat bumi ini berguncang, bergoyang keras, dan bergetar.338
Ini adalah penyebab dan kondisi ke dua bagi gempa bumi yang
kuat.

(3) “Kemudian, ketika Sang Bodhisatta meninggal dunia dari
kumpulan Tusita dan, dengan penuh perhatian dan memahami
dengan jernih, memasuki rahim ibunya, bumi ini berguncang,
bergoyang keras, dan bergetar. Ini adalah penyebab dan kondisi ke
tiga bagi gempa bumi yang kuat.

(4) “Kemudian, ketika Sang Bodhisatta, dengan penuh perhatian
dan memahami dengan jernih, keluar dari rahim ibunya, bumi ini
berguncang, bergoyang keras, dan bergetar. Ini adalah penyebab
dan kondisi ke empat bagi gempa bumi yang kuat.

(5) “Kemudian, ketika Sang Tathāgata tercerahkan hingga
pencerahan sempurna yang tiada taranya, bumi ini berguncang,
bergoyang keras, dan bergetar. Ini adalah penyebab dan kondisi ke
lima bagi gempa bumi yang kuat.

(6) “Kemudian, ketika Sang Tathāgata memutar roda Dhamma
yang tiada taranya, bumi ini berguncang, bergoyang keras, dan
bergetar. Ini adalah penyebab dan kondisi ke enam bagi gempa
bumi yang kuat.
(7) “Kemudian, ketika Sang Tathāgata, dengan penuh perhatian
dan memahami dengan jernih, melepaskan kekuatan vitalNya, bumi
ini berguncang, bergoyang keras, dan bergetar. Ini adalah
penyebab dan kondisi ke tujuh bagi gempa bumi yang kuat.

(8) “Kemudian, ketika Sang Tathāgata mencapai nibbāna akhir
melalui elemen nibbāna tanpa sisa, bumi ini berguncang,
bergoyang keras, dan bergetar. Ini adalah penyebab dan kondisi ke
delapan bagi gempa bumi yang kuat.

Demikianlah yang dikatakan sang Bhagava mengenai penyebab gempa tersebut. Dari delapan penyebab gempa tersebut, penyebab gempa nomor 2 hingga 8 merupakan penyebab gempa yang tidak lazim. Gempa yang terjadi karena sebab nomor 3 hingga 8 merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh Makhluk Agung, Yang Sadar, Yang Patut Dimuliakan, yaitu Sang Tathagata. Hal ini dapat terjadi karena adanya Dhamma Niyama, yaitu hukum yang mengatur terjadinya peristiwa-peristiwa khusus, keajaiban-keajaiban yang terjadi pada Makhluk Agung seperti Bodhisatta yang lahir ke dunia, pencapaian penerangan sempurna, dan Parinibbana sang Tathagata. Meskipun gempa bumi akibat penyebab nomor 3 hingga 8 adalah gempa bumi yang kuat dan menakutkan, namun gempa tersebut bukan merupakan bencana, melainkan bentuk penghormatan kepada Makhluk Agung Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. 
Sementara, gempa bumi yang terjadi akibat penyebab nomor 2 adalah dikarenakan adanya kekuatan batin yang luar biasa. Gempa bumi ini dapat bersifat merusak atau tidak, jika seseorang yang telah mencapai kekuatan batin ini memiliki tujuan yang tidak baik maka dapat menimbulkan gempa bumi yang bersifat merusak, begitu juga sebaliknya.
Gempa bumi yang terjadi akibat penyebab nomor 1, dapat menimbulkan kerusakan atau tidak tergantung kekuatannya. 
Bagaimanapun gempa bumi yang terjadi, kita harus selalu siap siaga dan waspada. Ketika gempa bumi terjadi, usahakan diri untuk tetap tenang dan mencari tempat berlindung yang kokoh atau menjauh dari bangunan-bangunan atau benda-benda yang mudah roboh.


Sumber bacaan: 
Anguttara Nikaya- Atthaka Nipata 

Posting Komentar

0 Komentar