Teras yang Kotor

Seberapa sering kamu membersihkan rumahmu?

Orang yang rajin pasti sering melakukannya. 

Seberapa ikhlas kamu membersihkan rumahmu? 

Mungkin kebanyakan orang menyukai kegiatan ini a.k.a ikhlas. Tapi beberapa mungkin menganggapnya rutinitas yang menyebalkan dan membosankan. Ya, kita harus membersihkan bagian yang sama setiap hari. Setelah dibersihkan selalu saja ada yang mengotorinya. Entah itu anggota keluarga kita, kucing peliharaan tetangga, ayam tetangga dua rumah di belakang rumah kita, atau angin kencang dan badai hujan. 

Kita menyaksikan dan melihat hasil usaha kita seperti sia-sia, karena setiap kali kita membersihkan rumah selalu kotor  dan berserakan kembali. Siapa yang salah? Andai bisa berbicara dengan angin agar tak berhembus ke dalam rumah dan memasukkan debu-debu kotoran lewat jendela dan pintu. Andai kucing dan ayam peliharaan tetangga bisa tau diri dan meminta izin masuk rumah. Andai kata-kata omelan atau nasehat kepada anggota keluarga kita untuk menjaga rumah tetap bersih mau digubris mereka.

Hufff, tuntutan-tuntutan mustahil ujung-ujungnya membuat kita lelah sendiri. Menuntut pihak luar untuk memahami kita dan menghargai jerih payah kita sama saja dengan menyalahkan motor yang mogok. Kita menyalahkan keadaan, pihak luar yang tak bisa diharapkan untuk bertindak sesuai yang kita mau. Kita tak bisa selamanya mengatur dan mengendalikan orang lain agar bisa memenuhi keinginan kita. Bahkan anak kecil yang mudah diatur pun akan menjadi dewasa suatu hari nanti dan punya aturan mereka sendiri. 

Perhatikan pikiran kita sendiri, lalu lihat apa yang bisa kita kendalikan selamanya. Tak ada. Semua akan mengalami perubahan. Yang perlu kita lakukan adalah menerima bahwa pihak luar tak seharusnya dalam kendali kita, tak sepantasnya kita mengharapkan keabadian pada hal yang selalu berubah. Pihak luar bersifat netral yang kebetulan direaksi oleh pikiran kita dan kita menandainya sebagai "pihak yang melakukan hal menyebalkan". Pikiran seperti ini cukup mengganggu dalam keseharian. Segera sadari pikiran kita! dan segera hentikan pikiran negatif yang muncul! Membersihkan teras rumah setiap hari bukan hal yang berat, kemalasan dan ketidakinginan untuk menderitalah yang membuatnya terasa berat. Lagipula ini mengingatkan kita untuk melihat ke dalam hati kita, apakah sudah dibersihkan hari ini. Kekotoran batin akan selalu muncul, seperti debu-debu dan kotoran yang dihembuskan angin ke teras rumah kita. Sudah tugas kita untuk membersihkannya dengan sukarela :) Ketimbang kita menuntut hal yang tak pasti dilakukan dari pihak lain, lebih baik kita langsung mengatasinya.

Posting Komentar

0 Komentar