Sekilas Sutta (Bag. Anguttara Nikaya): 4 Jenis Karma

Empat Jenis Kamma

Kamma juga disebut dengan cetana (kehendak). Pembagian kamma dapat terbagi dari berbagai aspek, yaitu berdasarkan jangka waktu berbuah, berdasarkan saluran, berdasarkan fungsinya, berdasarkan bobot kamma. Namun, ada juga penjelasan tentang kamma yang terdapat dalam Anguttara Nikaya, bagian Catukka Nipata:
Ada kamma gelap dengan akibat gelap; 
ada kamma terang dengan akibat terang; 
ada kamma gelap dan terang dengan akibat gelap-dan-terang;
dan ada kamma yang tidak gelap juga tidak terang dengan akibat yang tidak-gelap-juga-tidak-terang, kamma yang mengarah pada hancurnya kamma.
(1) Kamma Gelap dengan Akibat Gelap
Gelap di sini diartikan sebagai sesuatu yang buruk, sesuatu yang menyakitkan. Jadi, kamma gelap ini dapat diartikan sebagai perbuatan buruk melalui ucapan, pikiran, dan jasmani yang mengakibatkan hasil yang buruk juga, hasil yang menyakitkan. Sebagai konsekuensinya akan mengakibatkan seseorang yang melakukan kamma ini terlahir di alam yang menyakitkan, seperti di neraka. Di masa sekarang ia menderita, dan di kehidupan selanjutnya juga menderita.
(2) Kamma Terang dengan Akibat Terang
Terang di sini diartikan sebagai sesuatu yang baik, yang tidak menyakitkan. Jadi kamma terang dapat diartikan sebagai perbuatan baik melalui ucapan, pikiran, jasmani yang mengakibatkan hasil yang baik dan tidak menyakitkan. Makhluk yang melakukan kamma terang akan terlahir di alam yang tidak menyakitkan, alam yang baik, seperti alam dewa. Ia berbahagia di kehidupan sekarang dengan perbuatan yang baik, dan berbahagia di kehidupan yang akan datang.
(3) Kamma Gelap dan Terang dengan Akibat Gelap dan Terang
Kamma ini merupakan perpaduan antara kamma gelap dan kamma terang. Jadi, suatu makhluk melakukan perbuatan baik dan buruk melalui ucapan, pikiran, jasmani sehingga mengakibatkan buah kamma baik sekaligus kamma buruk. Ia memperoleh sesuatu yang tidak menyakitkan (kebahagiaan) sekaligus menyakitkan (menderita). Dengan kamma ini, seseorang akan terlahir di alam yang berkondisi menyakitkan dan tidak menyakitkan, seperti alam manusia, dan dewa tingkat rendah. Makhluk yang terlahir di alam manusia mengalami dua kondisi yaitu kebahagiaan sekaligus penderitaan.
(4) Kamma yang Tidak Gelap Juga Tidak Terang dengan Akibat yang Tidak Gelap Juga Tidak Terang 
Kamma ini bukan merupakan kamma yang gelap dan kamma yang terang, bukan merupakan kamma buruk atau kamma baik. Sehingga tidak memiliki hasil kamma gelap dan kamma terang. Kamma ini merupakan kehendak untuk meninggalkan jenis kamma gelap dan kamma terang. Dengan berkehendak seperti itu, maka akan mengarah pada hancurnya kamma, dimana kamma tidak berbuah lagi, yaitu perealsasian Nibbana.

Keempat jenis kamma ini telah dialami oleh Sang Tathagata. Kita sebagai makhluk yang belum merealisasi Nibbana hanya baru mengalami tiga jenis kamma, yaitu kamma gelap, kamma terang, dan kamma gelap dan terang.
Sama halnya dalam pendidikan, contohnya kasus ujian. Ketika menjelang ujian kita melakukan yang terbaik, maka hasilnya baik. Tetapi, jika kita tidak mau berusaha dengan baik maka hasilnya tentu tidak baik, tidak memuaskan. Dan jika kita hanya setengah-setengah dalam melakukan usaha belajar sebelum ujian, maka hasilnya juga tidak maksimal. Begitulah, apapun kamma yang kita perbuat itulah yang akan kita warisi. Jadi, senantiasa sadar dan berhati-hati dalam melakukan perbuatan melalui ucapan, jasmani, pikiran.

Salam Metta ^^


Sumber bacaan:
Anguttara Nikaya- Catukka Nipata

Posting Komentar

0 Komentar