Sekilas Sutta (Bag. Anguttara Nikaya): Daya serap pelajar berbeda-beda

Tiga Jenis "Pasien"

Selasa lalu saya mendapat pengetahuan baru dari perkuliahan yang saya ikuti. Ada hal yang menurut saya cukup menarik untuk dibahas kembali di blog ini, yaitu tentang 3 jenis pasien. Dalam perkuliahan itu membahas salah satu sutta yaitu Anguttara Nikaya Sutta, khususnya bagian Tikka Nipata. Berikut adalah kutipan mengenai 3 jenis pasien yang saya kutip dari ebook Anguttara Nikaya jilid 2:
"Para bhikkhu, ada tiga jenis pasien ini terdapat di dunia. Apakah tiga ini?
(1) Di sini, seorang pasien tidak akan sembuh dari penyakitnya apakah ia mendapatkan makanan yang sesuai, obat-obatan yang sesuai, dan perawat yang kompeten, atau tidak.
(2) Pasien lainnya akan sembuh dari penyakitnya apakah ia mendapatkan makanan yang sesuai, obat-obatan yang sesuai, dan perawat yang kompeten, atau tidak.
(3) Pasien lainnya lagi akan sembuh dari penyakitnya hanya jika ia mendapatkan makanan yang sesuai, bukan jika ia tidak mendapatkan makanan yang sesuai; hanya jika ia mendapatkan obat-obatan yang sesuai, bukan jika ia tidak mendapatkan obat-obatan yang sesuai; dan hanya jika ia mendapatkan seorang perawat yang kompeten, bukan jika ia tidak mendapatkan perawat yang kompeten.
Makanan dan obat-obatan dan perawat yang kompeten diresepkan khusus untuk pasien yang akan sembuh dari penyakitnya hanya jika ia mendapatkan makanan yang sesuai, bukan jika ia tidak mendapatkan makanan yang sesuai; hanya jika ia mendapatkan obat-obatan yang sesuai, bukan jika ia tidak mendapatkan obat-obatan yang sesuai; dan hanya jika ia mendapatkan seorang perawat yang kompeten, bukan jika ia tidak mendapatkan perawat yang kompeten. Tetapi karena pasien ini, pasien-pasien lainnya harus dirawat juga. Ini adalah ketiga jenis pasien itu yang terdapat di dunia ini."

Dalam sudut pandang kesehatan, kita mengetahui bahwa pasien adalah orang yang sakit dan perlu disembuhkan. Untuk dapat sembuh dari penyakit, pasien membutuhkan perawatan-perawatan misalnya dari sisi makanan untuk menunjang nutrisi yang diperlukan tubuh, serta obat untuk menyembuhkan penyakit. Dengan adanya perawatan-perawatan tersebut pasien diharapkan dapat sembuh.

Tidak hanya dalam sudut pandang kesehatan, kita bisa menganalogikannya dari berbagai sisi, misalnya dari sisi pendidikan. Nah kalau menurut saya, dapat dianalogikan begini: pasien adalah pelajar, setiap pelajar menginginkan hasil belajar yang memuaskan (baik). Ada hasil belajar, tentu ada yang dipelajari yaitu materi pelajaran. Materi pelajaran dan motivasi dari pengajar inilah yang merupakan makanan para pelajar. Obat-obatan adalah metode belajar, ada berbagai metode belajar untuk mendukung kesuksesan dalam belajar. Nah, mari dilanjutkan kepada 3 jenis 'pasien':

1. Pasien jenis 1 = Pasien yang memang dasarnya tidak akan sembuh
Pasien jenis 1 ini sama halnya dengan pelajar yang mendapatkan materi pelajaran apa saja dan ia sulit memahami materi tersebut. Walaupun diajarkan menggunakan berbagai metode belajar, dan diberi motivasi-motivasi ia memang pada dasarnya tidak bersemangat dalam belajar, tidak benar-benar berniat mengikuti pelajaran, ia menganggap dirinya 'bodoh'. Meskipun ia memiliki keinginan untuk mendapat hasil yang baik, ia tidak benar-benar berusaha untuk mencapainya. Ia tidak belajar dengan giat.

2. Pasien jenis 2 = Pasien yang memang dasarnya akan sembuh
Pasien jenis 2 ini sama seperti pelajar yang mendapatkan materi pelajaran apa saja dan ia mudah untuk memahaminya. Diajarkan dengan berbagai metode ataupun tidak, mendapat motivasi dari luar atau tidak, ia tetap bersemangat dalam belajar karena memiliki semangat belajar yang besar. Ia memiliki keinginan untuk mendapat hasil yang baik, dan ia berusaha sungguh-sungguh, belajar dengan giat sehingga hasil belajarnya baik. Tipe pelajar ini yang biasanya dijuluki 'si otak encer'.

3. Pasien jenis 3 = Pasien yang bergantung pada perawatan
Pasien jenis 3 ini ibarat pelajar yang membutuhkan bimbingan tertentu agar dapat sukses dalam belajar. Ia bisa saja berhasil dalam belajar atau malah sebaliknya. Ia sebenarnya mampu dalam memahami materi pelajaran, tetapi juga terkadang kesulitan jika materi pelajaran dan metode belajarnya tidak tepat. Oleh karena itu, pelajar ini memiliki kemungkinan 50:50 dalam keberhasilan belajar. Julukan untuk pelajar ini adalah "si sedang", artinya ia memiliki kemampuan yang sedang/ biasa saja, dan akan lebih berhasil jika dibimbing. Pelajar yang seperti ini sangat membutuhkan pengajar yang tepat yang mampu membimbingnya dan mengajarkannya materi dan dengan metode yang tepat. Jika tidak mendapat pengajar yang tepat dalam mengajarkan materi pelajaran, dan tidak menggunakan metode yang tepat, ia akan sulit dalam belajar karena merasa tidak sesuai. Dengan begitu, semangat belajarnya menurun dan akan menghambat dirinya sendiri meraih kesuksesan.


Dari 3 jenis pelajar tersebut, dapat dilihat pelajar jenis ke 3 adalah pelajar yang paling membutuhkan bimbingan dalam belajar, seandainya tidak dibimbing ia bisa saja gagal dalam pelajaran tersebut. Meskipun begitu, sebagai seorang pengajar harus tetap memperhatikan 2 jenis pelajar lainnya. Setiap pelajar memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang pengajar harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan keadaan agar setiap pelajar dapat sukses dalam belajar.


Sumber bacaan:
Anguttara Nikaya- Tikka Nipata 21

Posting Komentar

0 Komentar