Sekilas Sutta (Bag. Anguttara Nikaya): Berusahalah untuk mencapai tujuan

Usaha Tanpa Henti

Setiap orang pasti memiliki tujuan dalam hidupnya, dan menginginkan tujuan itu tercapai. Namun terkadang kita merasa tujuan itu tak dapat dicapai atau kita menganggapnya sulit untuk dicapai, sehingga menyebabkan kita berhenti di tengah jalan, antara ingin melanjutkan usaha tersebut atau berhenti berusaha (menyerah), bahkan mungkin "sudah kalah sebelum berperang". Inilah anggapan yang harus dihilangkan, yaitu persepsi negatif sebelum melakukan sesuatu.

Memang, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, sehingga rasa khawatir dan ketidaksiapan muncul sebelum kita melakukan sesuatu. Tetapi pahamilah bahwa apa yang akan terjadi itu adalah bagian dari proses yang mau tidak mau harus dialami. Kalau tidak mau mengalaminya, sampai kapan akan berhenti di tempat? Hanya menunggu keajaiban datang? Ya, bagi yang beruntung dan kondisi mendukung. Tentu tidak selamanya seperti itu, kita perlu belajar dari pengalaman dan prosesnya. Jika hanya berhenti di tempat, apa yang bisa kita dapatkan? Bagaimana tujuan itu dapat terwujud? Tak lain, semua tujuan itu hanyalah mimpi di siang bolong. Oleh karena itu, antara harapan dan eksekusinya harus berjalan beriringan.

Seperti yang dikatakan Sang Buddha yang kemudian ditulis di Duka Nipata dalam Anguttara Nikaya, menginspirasi saya untuk terus berusaha tanpa henti dalam mencapai tujuan serta eling akan pencapaian saya.
"Ada dua hal, O para Bhikkhu, yang telah kuketahui dengan baik: tidak merasa puas hati dengan keadaan pikiran baik yang sejauh ini telah dicapai, dan tidak mengendurkan usaha dalam perjuangan mencapai tujuan. Sungguh tanpa henti aku telah berjuang, dan aku bertekad: "Biarlah hanya kulit, otot dan tulangku yang tersisa; biarlah darah dan daging di tubuhku mengering, namun aku tetap tidak akan mengendurkan energi sampai aku berhasil mencapai apapun yang dapat dimenangkan oleh kekuatan manusia, energi manusia, usaha manusia!""
Begitu kuatnya tekad Sang Buddha untuk berusaha mencapai tujuan, inilah yang patut kita praktikkan khususnya sebagai pelajar.

Terkadang ada saja rintangan yang kita temukan dalam belajar, entah itu malas, sakit, kesibukan, terlarut dalam masalah keluarga, dengan teman, atau orang lain. Ada titik di mana kita merasa jenuh dalam belajar, seperti merasa malas mengerjakan tugas karena tugas menumpuk. Padahal misalnya tugas itu menunjang  kita untuk mendapatkan nilai yang bagus. Jika hambatan itu muncul, ingatlah akan tujuan kita dan teruslah memotivasi diri. Apa yang ingin kita capai? Apakah ingin mendapat nilai yang bagus? Tidakkah ingin membanggakan orang tua ketika kita belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik? Ya, semua itu perlu usaha, jika ingin dapat tercapai. Jadi jangan pernah berhenti berusaha, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil. Semua itu hanya butuh waktu,  kesabaran dan kegigihan lah yang menuntun kita mencapainya. Percayalah! :)

Begitu pula ketika kita sudah mencapai tujuan, teruslah berusaha karena dengan tetap berusaha kita menambah bekal lagi untuk mencapai tujuan selanjutnya. Jangan mudah berpuas hati terhadap apa yang dicapai, karena itu bukan akhir pencapaian tujuan. Ibarat menggali tanah untuk menemukan emas, mungkin kita dapat menemukannya, tetapi ternyata di bagian yang lebih dalam terdapat permata yang lebih berharga daripada emas. Bukankah lebih baik menggali lebih dalam lagi untuk mendapatkan permata itu? 

Masih banyak hal-hal yang perlu dicapai. Ketika kita stagnan di tempat karena merasa tujuan sudah dicapai, kita hanya mendapatkan hasil tujuan tanpa esensi. Jadi tujuan yang telah dicapai itu bukan apa-apa, dan karena itu kita tak perlu sombong. Di atas langit masih ada langit,  masih ada yang lebih tinggi. Tujuan tidak akan ada habisnya, karena itu usaha juga harus tiada hentinya (kecuali sudah merealisasi Nibbana, karena itu adalah tujuan akhir). 


Sumber bacaan: 
Anguttara Nikaya: Duka Nipata 12

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sotthi Hotu.
    Artikek yang bagus untuk memotivasi pembaca dalam menghadapi berbagai tantangan hidup terutama di masa-masa menjadi mahasiswa.
    Di tunggu artikel selanjutnya. Teruslah berkarya

    BalasHapus