Sekilas Sutta (Bag. Anguttara Nikaya): Inilah 8 Sila yang dilaksanakan saat Hari Uposattha

Delapan Tindakan Uposatha

Uposathasila adalah sila yang dilaksanakan pada saat hari Uposatha, dan biasanya berjumlah delapan sila. Dalam Anguttara Nikaya, bagian Atthaka Nipata, Sang Buddha menjelaskan tentang bagaimana Uposatha Sila dijalankan dengan benar. Dalam Sutta ini dijelaskan delapan faktor yang dijalankan dengan lengkap akan membawa manfaat yang besar. Dalam khotbahnya, Sang Buddha mencontohkan para Arahat yang melaksanakan Uposathasila dengan baik, berikut adalah yang terdapat dalam Anguttara Nikaya:

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: 
“Para bhikkhu!”
“Yang Mulia!” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Para bhikkhu, dengan menjalankan lengkap dalam delapan faktor, uposatha adalah berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar. Dan bagaimanakah uposatha dijalankan dengan lengkap dalam delapan faktor, sehingga berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar?

(1) “Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia merefleksikan sebagai berikut: ‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari pembunuhan; dengan tongkat pemukul dan senjata dikesampingkan, berhati-hati dan baik hati, mereka berdiam dengan berbelas kasih pada semua makhluk hidup. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari pembunuhan; dengan tongkat pemukul dan senjata dikesampingkan, berhati-hati dan baik hati, aku juga akan berdiam dengan berbelas kasih pada semua makhluk hidup. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor pertama ini.

(2) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari mengambil apa yang tidak diberikan; mereka hanya mengambil apa yang diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberikan, dan berdiam dengan jujur tanpa pikiran untuk mencuri. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari mengambil apa yang tidak diberikan; aku hanya mengambil apa yang diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberikan, dan berdiam dengan jujur tanpa pikiran untuk mencuri. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke dua ini.

(3) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan aktivitas seksual dan menjalankan hidup selibat, hidup terpisah, menghindari hubungan seksual, praktik orang biasa. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan aktivitas seksual dan menjalankan hidup selibat, hidup terpisah, menghindari hubungan seksual, praktik orang biasa. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke tiga ini.

(4) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari berbohong; mereka mengucapkan kebenaran, setia pada kebenaran; mereka dapat dipercaya dan dapat diandalkan, bukan penipu dunia. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari berbohong; Aku akan mengucapkan kebenaran, setia pada kebenaran; aku akan dapat dipercaya dan dapat diandalkan, bukan penipu dunia. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke empat ini.

(5) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari meminum minuman keras, anggur, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari meminum minuman keras, anggur, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke lima ini.

(6) “‘Seumur hidupnya para Arahant makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke enam ini.

(7) “‘Seumur hidupnya para Arahant menghindari tarian, nyanyian, musik instrumental, dan pertunjukan yang tidak layak, dan menghindari menghias dan mempercantik diri dengan mengenakan kalung bunga dan mengoleskan wewangian dan salep. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan menghindari tarian, nyanyian, musik instrumental, dan pertunjukan yang tidak layak, dan menghindari menghias dan mempercantik diriku dengan mengenakan kalung bunga dan mengoleskan wewangian dan salep. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke tujuh ini 

(8) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi dan mewah; mereka berbaring di tempat tidur yang rendah, apakah tempat tidur kecil atau alas tidur jerami. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi dan mewah; aku akan berbaring di tempat tidur yang rendah, apakah tempat tidur kecil atau alas tidur jerami. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke delapan ini.

“Adalah dengan cara ini, para bhikkhu, maka uposatha dijalankan lengkap dalam delapan faktor, sehingga berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar.”


Itulah faktor Uposatha Sila yang sebaiknya dilaksanakan agar membuahkan manfaat dan buah yang besar. Meskipun belum menjadi Arahat, bukan berarti umat biasa tidak bisa memenuhi faktor-faktor tersebut dan melaksanakan Uposatha Sila dengan baik. Sebagai umat biasa, kita dapat memulainya dengan melatih diri melalui pelaksanaan Uposatha Sila, dan melaksanakannya dengan tekad yang kuat. Anggap ini merupakan latihan pengendalian diri agar kita dapat melihat sesuatu yang ternyata tidak memuaskan, tidak kekal.
Uposathasila dan Atthasila memiliki jumlah sila yang sama, namun berbeda dalam hal waktu pelaksanaannya. Jika Uposathasila dilaksanakan pada hari Uposatha yaitu setiap penanggalan bulan gelap dan terang atau pada tanggal 1,8,15,23, sementara pelaksanaan Atthasila tidak terbatas pada kapan penanggalannya.
Sebaiknya dalam mengambil sila Uposatthasila atau Atthasila seseorang mengambil sila dari Bhikkhu atau orang yang memahami seluk beluk pelaksanaan sila. Namun, jika tidak memungkinkan, seseorang dapat bertekad pada diri sendiri untuk melaksanakan Uposathasila dengan membacakan Atthasila dalam bahasa Pali dan artinya. Atau bisa juga dengan bertekad kuat, membacakan paritta penghormatan kepada Buddha, dan mengambil tiga perlindungan, lalu setelah itu mengucapkan "Aku bertekad melaksanakan Uposathasila pada hari ini". Uposathasila atau Athasila hanya berlaku satu hari, jika ingin melanjutkan, maka seseorang sebaiknya mengambil sila lagi untuk mengingatkan sila yang harus dilakukan.
Melaksanakan sila dengan baik akan membuahkan manfaat yang besar. Oleh karena itu, laksanakanlah sila dengan baik.

Sotthi Hontu ^^


Sumber bacaan:
Anguttara Nikaya- Atthaka Nipata

Posting Komentar

0 Komentar